Sunday, March 23, 2014

Mendapatkan Pulsa Gratis dari Nusaresearch

    Untuk mendapatkan pulsa dari Nusaresearch, kita harus mengenal dulu apa yang dimaksud dengan Nusaresearch itu sendiri, juga apa yang harus dikerjakan, dan yang lebih penting adalah bagaimana aturan mainnya ?
    Sebenarnya kita akan lebih cepat memahami jika kita sudah terjun ke situs Nusaresearch itu sendiri, jadi saya hanya akan menjelaskan sedikit saja, selajutnya terserah anda ( Tenang, gak bayar kok )

Apa Sih Nusaresearch ?
     Nusaresearch adalah situs portal survei untuk mengumpulkan berbagai jawaban dan pendapat  publik yang sangat dibutuhkan oleh para sponsor dalam kaitannya dengan strategi marketing, yang dibangun oleh PT. Nusaresearch Indonesia bersama World Wide System Corporation dari Jepang.

Apa yang Harus Kita Kerjakan ?
   Yang harus kita kerjakan sebenarnya sangat mudah, mungkin kalau kalian pernah di research  seperti  research tentang rokok,  research tentang kosmetik, dll. Disitu kita hanya perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan dan setelah itu sebagai imbalannya kita akan diberikan cendra mata.
    Nah, Sama halnya dengan Nusaresearch, kita hanya perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan dan sebagai imbalannya kita akan diberi poin yang nantinya poin tersebut dapat kita tukarkan dengan pulsa. sebenarnya bukan hanya pulsa, kita juga dapat menukar poin tersebut dengan uang, tapi saya tidak bisa menjelaskan caranya. Karna sejujurnya saat ini saya hanya menukarnya dengan pulsa saja dan itu benar-benar terkirim, tapi jika kalian penasaran bagaimana cara menukarnya dengan uang, kalian dapat mengetahuinya setelah mendaftar ( klik pada Pertanyaan dan Jawaban ).

https://www.nusaresearch.net/public/register/register/refUserName/Erahm
Aturan Mainnya
  1. Seperti halnya situs-situs lainnya kita harus mendaftar terlebih dahulu ( jangan lupa cek email anda untuk konfirmasi pendaftaran )
  2. Berpatisipasi dalam survei dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan untuk mengumpulkan point
          Ada beberapa jenis survei yang kita dapat untuk memperoleh poin, antara lain
      3. Memberikan jawaban yang sesuai atau jujur ( ingat !! harus sejujur-jujurnya loh )

Cara Penukaran Poin

    Nah, setelah pengumpulan point terasa cukup untuk menukarnya dengan pulsa ( 500 point = Rp. 25.000,- Pulsa ) anda dapat menukarnya di "Tukar Poin". Tapi kalau anda tidak ingin menukarnya atau ingin menyimpannya saja, juga tidak masalah. Karena masa aktif poin tersebut selama satu tahun, kalau tidak login selama satu tahun, poin kita akan hangus.

Berikut cara penukaran poin dengan pulsa :
  1. Klik tombol “Tukar Poin” seperti yang terlihat pada screenshot di bawah ini.

  2. Kemudian anda akan di bawa ke halaman “Konfirmasi Akun Pribadi”. Di bagian ini anda diminta untuk memasukkan Password dan Tanggal Lahir dan dibagian “Pilihan Pengubahan Poin” silahkan pilih " Pulsa " jika anda ingin menukarkan poin untuk sejumlah Pulsa, lalu tekan tombol “Selanjutnya”.



  3. Berikutnya muncul halaman “Tukar Produk” dan silahkan anda tentukan pulsa berapa yang ingin anda tukarkan dengan poin anda. Sebagai contoh saya menukarkan 200 poin untuk Pulsa Tri Rp. 10.000,- ( karena kebetulan sedang promo ). Nah kalau anda sudah menentukan pulsa yang dinginkan tekan lagi tombol “ Selanjutnya ”



  4. Langkah terakhir anda akan melihat rincian penukaran anda, lalu akhiri dengan menekan tombol “Selesai”.


  5. Bila penukaran sukses, anda akan menerima laporan bahwa penukaran poin anda akan di proses dalam selang waktu tertentu, seperti yang dapat anda lihat pada screenshot di bawah ini.



     Lumayankan ? Hhe. Ayo banyak-banyakan point dengan saya !!! ^_^


Monday, March 10, 2014

Negara Ter-Update Di Dunia Adalah Indonesia



    Entahlah, apakah kita harus bangga atau bagaimana menyikapi ini? Seperti yang saya katakan dalam judul diatas, bahwa Indonesia adalah negara konsumtif yang menjadi pusat perhatian diseluruh dunia untuk menjual produk-produk mereka ke Indonesia. Itulah kenapa Indonesia menjadi negara ter-update di  dunia karena apa saja akan laku dijual di Indonesia, yang belum tentu laku di negara produsen itu sendiri atau di negara-negara lain.

     Jangankan electronik atau yang lainnya, sendok saja sampai made in china. Bahkan yang lebih kerennya lagi ada agama baru saja, di Indonesia laku, apalagi motor, handphone, dll.

   Untuk handphone. Diketahui dari survei riset GfK Asia bahwa Indonesia berada di posisi nomor satu sebagai negara paling konsumtif dalam hal pembelian perangkat mobile. Disebutkan dalam riset GfK Asia, pada periode Januari-September 2013 sebanyak 14,8 juta smartphone telah terjual dengan harga pengeluaran US$ 3,33 miliar (Rp 39,1 triliun) di Indonesia.
    Padahal saya pernah bertemu dengan seorang guru, tapi uniknya guru ini dari Australia. singkat cerita saya bertanya pada guru itu,
    Apa yang membedakan pelajar Indonesia dengan pelajar Australia? dan dia menjawab "Perbedaannya hanya satu ya, yaitu teknologinya. Saya lihat banyak pelajar Indonesia yang menggunakan handphone-handphone bagus sepreti Blackberry, Smartphone, dan bahkan mereka tidak punya hanya satu. kadang mereka terlihat membawa 2 hanphone sekaligus. Pelajar di Australia hanya handphone biasa dan itupun satu hanphone"
    Saya terdiam lalu berpikir "Bukankah Australia membantu perekonimian indonesia? Bukankah  Pemerintah Australia mengumumkan peningkatan bantuan pembangunan untuk Indonesia sebesar A$105.2 juta. Bukankah untuk tahun anggaran 2013-14, Pemerintah Australia akan menyediakan sekitar A$646.8 juta (lebih dari Rp. 6,24 trilyun) untuk bantuan pembangunan Indonesia yaitu untuk mengatasi kemiskinan. Lalu? kenepa mereka hanya menggunakan handphone biasa?"
   Jadi saya mengambil kesimpulan bahwa indonesia adalah negara ter-update di dunia

   Untuk sepeda motor, Seperti realita yang sekarang kita temui didalam masyarakat Indonesia. Hampir semua siswa yang sudah duduk dibangku sekolah menengah atas atau sederajatnya mengendarai sepeda motor saat berangkat sekolah. Bukan hanya sekedar mengendarai, tapi juga memiliki motor walaupun membelinya bukan dari hasil kerja keras mereka sendiri. Tidak hanya anak SMA/sederajat saja,tetapi anak SMP/sederajat pun sudah banyak yang membawa sepeda motor.
   Dan yang lebih kerenya lagi baru saja melihat iklan motor terbaru hari ini, eh sudah ada di jalan raya atau diparkiran sekolah keesokannya. Jadi saya tambah yakin bahwa indonesia adalah negara ter-update di dunia.

Layang-Layang Tertua Didunia

     
     Percayakah Anda ada layang-layang yang telah berusia 4.000 tahun? Jika tidak, maka Pulau Muna di Sulawesi Tenggara telah membuat bangga Indonesia dengan salah satu kearifan lokalnya. Layangan (kaghati) kolope adalah budaya  dari zaman prasejarah Pulau Muna dimana tidak hanya memiliki nilai sejarah tinggi tetapi juga karena layangan ini dibuat dari bahan alami oleh nenek moyang mereka.
    Penduduk setempat menyebut layangan tua ini dengan nama Kaghati Kolope. Layang-layang daun kolope berulang kali menjuarai Festival Layang-Layang Internasional dan telah membuat Pulau Muna terkenal di dunia.
     Anda dapat menjumpai layangan tradisional ini di Desa Mabolu, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Selatan. Pulau Muna yang terkenal dengan kayu jatinya adalah sebuah pulau karst alami dengan pemandangan batuan kapur. Pulau ini memiliki ciri ngarai dan lubang-lubang yang merupakan hasil erosi.  Pulau Muna dapat diakses selama 2 jam dengan menggunakan speedboat dari Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara.
     Layang-layang tradisional dari Pulau Muna ini terbuat dari lembaran daun kolope (daun gadung) yang telah kering kemudian dipotong ujung-ujungnya. Satu per satu daun tersebut dijahit dengan lidi dari bambu sebagai rangka layangan, sementara talinya dijalin dari serat nanas hutan.
     Permainan layang-layang (kaghati) oleh nenek moyang masyarakat Muna telah dilakukan sejak 4 ribu tahun lalu. Hal ini berdasarkan penelitian Wolfgong Bick tahun 1997 di Muna. Wolfgong Bick berasal dari Jerman dan merupakan salah seorang Counsultant of Kite Aerial Photography Scientific Use of Kite Aerial Photography. Awal penelitiannya dilatarbelakangi saat Festival Layang-Layang Dunia di Prancis tahun 1997. Saat itu layangan Kaghati Kolope dari Indonesia tampil sebagai juara mengalahkan Jerman. Hal ini membuatnya berkeinginan menelusuri keunikan Kaghati Kolope dan mengantarkannya ke Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Tepatnya di Gua Sugi Patani, Desa Liang kobori sekitar 8 km dari Raha, ibu kota Pulau Muna. Gua ini berada di sebuah bukit setinggi 80 meter dengan kemiringan 90 derajat.
Dalam penelitiannya Wolfgong Bick melihat sendiri lukisan tangan manusia yang menggambarkan layang-layang di dalam Gua Sugi Patani, Desa Liangkobori. Di situs prasejarah tersebut tergambar seseorang sedang bermain layang-layang di dinding batunya dengan menggunakan tinta warna merah dari oker (campuran tanah liat dengan getah pohon). Gambar itu sudah dicoba untuk dihapus tetapi tidak bisa.
Penemuan lukisan di Gua Sugi Patani dikatakan Wolfgong Bick telah mematahkan klaim bahwa layangan pertama berasal dari China pada 2.400 tahun lalu. Layangan yang ditemukan di China menggunakan bahan kain parasut dan batang almunium. Sementara layangan dari Pulau Muna terbuat dari bahan alam dan telah menjadi bagian kehidupan masyarakatnya. Bieck meyakini, layangan pertama di dunia berasal dari Muna, bukan dari China.
     Wolfgong Bick mengambil foto-foto dalam gua tersebut kemudian menuliskan penelitiannya dalam artikel berjudul ”The First Kiteman” di sebuah majalah Jerman tahun 2003.
Selain kaghati, di Pulau Muna ada kamanu-manu yaitu layangan yang terbuat dari tiga helai daun kolope atau daun gadung lalu di rangkai dengan lidi (lio) yang terbuat dari bambu dan dianyam dimana di bagian kiri kanan lidi ditaruh bulu ayam.

Membuat Layang-Layang dari  Daun Kolope
     Mengolah daun kolope menjadi kertas layang-layang tidaklah mudah. Kini hanya segelintir orang di Pulau Muna yang bisa membuat layang-layang dari daun kolope khas Pulau Muna. Daun kolope hanya merekahkan daunnya sekitar bulan Mei ketika iklim musim penghujan tiba namun saat itu daun terlalu muda untuk diolah menjadi kertas layang-layang. Baru sekitar bulan Juli daun kolope sudah cukup matang untuk dipetik sebagai bahan layangan.
    Cara lain adalah menungu daun kolope itu kering secara alami lalu gugur di tanah. Akan tetapi, daun seperti itu terlalu rapuh dan mudah robek serta hasilnya kertas kolope akan berwarna kuning.
Kualitas terbaik daun Kolope adalah dipetik saat daun menua lalu panaskan di atas bara api (dikandela). Barulah setelah itu daun dijemur selama dua hari. Hasilnya bahan layangan berupa kertas putih, elastis dan kedap air.
      Untuk satu layang-layang, dibutuhkan sekitar 100 lembar daun Kolope. Setelah menjadi kertas putih, daun-daun itu direkatkan satu sama lain pada sisi-sisinya sehingga menjadi satu lembaran yang utuh. Lembaran kertas dari daun kolope tersebut dikepik dengan kerangka kayu dan disimpan selama 5 hari. Berikutnya, lembaran itu dirajut dengan tali agar menjadi lembaran utuh kertas layang-layang. Sambil menunggu, dibuat kerangka layang-layang dari bambu (patu-patu) dan talinya dari daun nenas hutan.
     Daun nenas yang dipetik pun adalah pilihan yaitu daun tua. Daun ini tidak langsung diolah melainkan disimpan dahulu selama 2 hari. Setelah kering, daun dikerok dengan bambu sehingga yang tersisa hanya serat lalu dicecar menjadi jumbai-jumbai benang. Jumbai-jumbai benang selanjutnya dipilin menjadi seutas tali yang siap dipakai. Satu helai daun nenas hutan dapat menghasilkan 10 meter tali layang-layang.
     Ketika kerangka dan tali sudah siap, kemudian disatukan menjadi satu layang-layang Kolope utuh.   Berikutnya adalah diberi sentuhan terakhir berupa nada dering (kamumu). Kamumu adalah semacam pita suara yang dibuat dari daun nyiur yang apabila ditiup angin akan bergetar dan menghasilkan bunyi khas mendayu terutama saat layangan dibiarkan terbang saat malam hari.
Setiap layangan memiliki ukuran kamumu masing-masing sesuai seleranya sehingga suara yang dihasilkannya juga menjadi spesifik dan dapat dikenali. Bagi telinga yang sering mendengar bunyi kamumu akan segera dapat menebak pemilik layang-layang yang terbang di langit saat malam hari. Layangan ini terbuat dari daun kolope kedap air sehingga tahan di udara selama berhari-hari atau sekehendak pemiliknya kapan pun ingin diturunkan.
     Menurut cerita turun temurun masyarakat Liang Kabori di Pulau Muna bahwa layang-layang adalah permainan petani pada masa lalu dimana mereka menjaga kebun sambil bermain layang-layang. Masyarakat Pulau Muna juga percaya bahwa layang-layang berfungsi sebagai payung yang akan menjaga pemiliknya dari sengatan sinar Matahari bila ia meninggal dunia. Ketika si pemilik ini meninggal, ia berpulang dengan berpegangan pada tali layangan dan bernaung di bawah layang-layang tersebut.
Saat ini, kaghati kolope masih dimainkan petani di Pulau Muna terutama setelah masa panen. Biasanya angin yang baik untuk layangan di Pulau Muna adalah bulan Juni-September. Pada periode tersebut angin timur bertiup kencang sehingga mampu menerbangkan layang-layang selama 7 hari tanpa pernah diturunkan. Bila selama 7 hari layang-layang yang diterbangkan tidak jatuh maka si pemilik layang-layang akan menggelar syukuran. Akan tetapi, setidaknya, hobi ini telah ada sekitar 400 tahun di Muna. Pulau Muna telah beberapa kali menjadi tuan rumah festival layang-layang.