Sunday, November 25, 2012

Banjir di Jakarta


 Hari ini saya hanya ingin bercerita sedikit tentang banjir,
    Yaitu sekitar dua hari yang lalu, dari jam 4 sore sampai lewat isya itu hujan terus mengguyur daerah saya, maaf saya tidak bisa menyebut daerahnya itu (hehehe). Malam itu juga saya merasa lapar dan ingin mencari nasi goreng keluar rumah, ku ambil payung karena hujannya masih "lumayan" untuk membasahi baju.

    Sebelum mencari nasi goreng saya mampir disalah satu warung dan membeli rokok untuk persediaan nanti.
    "Bu..!! Tukang nasi goreng yang dipinggir kali itu jualan  atau tidak bu..?" saya bertanya pada ibu warung sambil mengambil kembalian roko.
    "wah.. disana banjir mas, tapi coba saja kesana" jawab si Ibu.

    Saya pun pergi meninggalkan warung tersebut sambil berfikir, kasian juga orang yang tinggal disana kalau benar-benar terjadi banjir. Kalimat pertama itu lah yang keluar dari otak saya. dan yang pasti saya juga berfikir, apakah masih jualan atau tidak tukang nasi goreng itu. Karena perut saya selalu berdendang ( atau bisa disebut juga lapar ) Hhehe, akhirnya saya putuskan juga untuk kesana.

   
    Byur, byur, byur... Tiba-tiba suara itu terdengar dari depan saya sekitar 4 - 5 meter dari saya, beberapa bocah laki-laki bercanda di genangan air . Saya pun jadi ikut tersenyum, dan terus melanjutkan perjalanan saya untuk mencari tukang nasi goreng , dan ternyata semakin saya menginjakkan kaki ke tempat banjir itu semakin terasa dalam. Karena sudah kepalang tanggung, saya pun tetap melanjutkannya, walaupun calana pendek saya harus basah karena banjirnya sudah sampai melewati satu jengkal dari lutut.

    Lamanya saya menyeret kaki untuk melewati banjir tersebut akhirnya membuahkan hasil, yaitu mendapatkan nasi goreng yang saya inginkan ( kebetulan tukang nasi gorengnya tidak begitu parah banjirnya, hanya semata kaki ), Jadi masih bisa melayani. Hhehe.


    Keesokannya, yaitu di pagi hari saya pergi ketempat itu lagi. Kali ini bukan mencari nasi goreng loh ^_^, tapi saya mencari tukang gorengan untuk teman kopi. Suasana banjir semalam yang saya liat sudah tidak ada lagi, karena memang sudah surut.

    Singkat cerita saya sampai di stan tukang gorengan, di samping tukang gorengan itu ada sepasang suami-istri yang keluar dari rumahnya yang berdampingan dengan stan tukang gorengan tersebut, Sepasang suami istri itu sibuk mengeluarkan barang-barang, yang sepertinya akan di jual ke si orang penampung rongsokan, kerena memang di depan rumah mereka menunggu si orang penampung rongsokan.

    Saya cukup jelas untuk mendengar percakapan mereka, sepertinya barang-barang rongsokan itu bakas terendam banjir. Kipas angin, tv, kasur, dan barang-barang lainnya.

    "Mas.. kasurnya mau tidak..??" saya mendengar si ibu bertanya kepada si orang penampung rongsokan tersebut.
    "Tidak, terima kasih." jawab si orang penampung rongsokan.
    "Kalau tidak mau saya buang ni ?." Lanjut si ibu
    "Iya,,terima kasih, saya sudah punya" si orang penampung rongsokan menolak lagi.

    Yah...Saya pikir memang benar orang penampung rongsokan itu, buat apa kasur itu untuk dirinya. Kalau seperti kipas angin, tv, dll memang akan didaur ulang dan akan dijual kembali, tapi kalau kasur ?

    Byurrrr,, suara itu menghentikan lamunan saya sesaat.
    Lalu sayapun memperhatikan sekeliling saya, untuk mencari tahu apa dan dari mana suara itu.Ternyata kasur yang ditawarkan ke si orang penampung rongsokan itu dibuang ke kali / sungai.

    Kata yang keluar dari mulut saya ketika melihat itu adalah "Apa sih sialan itu?" Bagaimana tidak banjir, kalau orang-orangnya seperti itu, yang selalu membuang sampah ke kali / sungai, bukan pada tempatnya, dan tidak pernah memperhatikan lingkungannya. Yang ada banjir akan selalu membanjiri Jakarta, terutama daerah saya itu.
   
     Begitulah cerita singkat saya tentang banjir, terimakasih sudah membacanya dan salam sehat buat kita semua. :)     
    Nah.. Kalau ada orang yang bertanya bagaimana cara mengatasi banjir ? jawabannya mudah "introspeksi diri".

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment